Tanggalan
!-end>!-local>
Blog Archive
My Blog List
Diberdayakan oleh Blogger.
Ads 468x60px
Popular Posts
Social Icons
Followers
Featured Posts
Yahudi dalam Al-Quran
Yahudi dalam
Al-Quran
Fakta fenomenal saat ini yang
menggambarkan arogansi, kecongkakan dan penindasan Yahudi terhadap kaum
muslimin adalah hikmah yang harus diambil dari Firman-Nya: Dan telah Kami
tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: "Sesungguhnya kamu akan
membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan
diri dengan kesombongan yang besar.” (QS.17:4). Dalam tafsir Jalalayn
dijelaskan bahwa maksud fil ardhi dalam ayat itu adalah bumi Syam yang meliputi
Suriah, Palestina, Libanon, Yordan dan sekitarnya.
Pembunuhan bukan hal asing dalam
sejarah Yahudi. Bahkan nabi-nabi mereka, seperti Nabi Zakariya dan Nabi Yahya
pun dibunuh. Mereka juga mengira telah berhasil membunuh Nabi Isa dan bangga
atas usahanya. Tapi Al-Quran membantahnya (QS.4:157). Inilah di antara makna
bahwa yang paling keras permusuhannya terhadap kaum beriman ialah orang Yahudi
dan musyrik (QS. 5:82).
Penolakan janji Allah (QS. 5:21-22)
yang memastikan kemenangan jika mau berperang bersama Nabi Musa, membuktikan
sebenarnya Yahudi adalah bangsa penakut, pesimis, tamak terhadap dunia dan
lebih memilih hidup hina daripada mati mulia. Bahkan QS. 5:24 menggambarkan
bahwa mereka tidak butuh tanah yang dijanjikan dan tidak ingin merdeka selama
masih ada sekelompok orang kuat yang tinggal di sana. Lalu mereka meminta Nabi
Musa dan Tuhannya berperang sendiri.
Oleh karena itu Al-Quran
menggambarkan bahwa kerasnya batu tidak bisa mengimbangi kerasnya hati kaum
Yahudi. Sebab masih ada batu yang terbelah lalu keluar mata air darinya dan ada
juga yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah (QS. 2:74). Keras hati kaum
Yahudi ini di antaranya disebabkan hobi mereka mendengarkan berita dusta dan
makan dari usaha yang diharamkan (QS. 5:24).
Dua Belas
Kejahatan Yahudi
Dalam buku Qabaih al-Yahud dijelas 12
kejahatan Yahudi yang termaktub dalam Al-Quran. Kejahatan itu adalah sebagai
berikut:
Menuduh Nabi Musa punya penyakit kusta
karena tidak mau mandi bersama mereka. (QS. 33:69)
Enggan melaksanakan Taurat, sehingga Allah
mengangkat gunung Tursina untuk mengambil perjanjian yang teguh. (QS.2:93)
Tidak mau beriman kecuali jika melihat
Allah langsung. (QS. 2:55 dan 4:153)
Merubah perintah agar masuk negeri yang
dijanjikan seraya bersujud dan mengucapkan hithah, yakni memohon ampunan. Tapi
mereka mengganti perintah itu dengan cara melata di atas anusnya dan mengatakan
hinthah, yakni sebutir biji di rambut. (QS. 2:58-59
Menuduh Nabi Musa mengolok-olok mereka saat
mereka disuruh menyembelih sapi betina. (QS. 2:67)
Menulis Alkitab dengan tangan mereka, lalu
mengatakan ini dari Allah. (QS. 2:79)
Memutar-mutar lidahnya untuk menyakinkan
bahwa yang dibacanya itu adalah wahyu yang asli. (QS. 3:78)
Merubah Firman Allah. (QS.2:75)
Menyembah patung sapi saat ditinggal Nabi
Musa mengambil Taurat. (QS.2: 51 dan 92)
Mengatakan Tangan Allah terbelenggu.
(QS.5:64)
Menuduh Allah itu faqir. (QS. 3:181)
Menyuruh Nabi Musa dan Tuhannya berperang
untuk mereka (QS.5:24)
Di samping itu, sosok nabi yang
seharusnya dijadikan suri tauladan, justru dinistakan. Nabi Ibrahim dalam
Kejadian pasal 12:10-16 dan 20:1-14, dikisahkan sebagai orang yang hina,
menjijikkan dan rakus harta benda. Beliau dituduh menjual isterinya yang cantik
demi meraih keuntungan. Kitab suci mereka tidak pernah menceritakan beliau
sebagai Nabi pemberani yang menghancurkan patung meskipun harus dilemparkan
kedalam api, menyeru ayah dan kaumnya meninggalkan kemusyrikan. Kisah memilukan
juga menimpa Nabi Luth. Dalam Kejadian Pasal 19:30-38, beliau dikisahkan
menzinahi kedua putrinya dalam keadaan mabuk.
Islam adalah musuh permanen bagi
Yahudi dan Nasrani. Sebab Islam adalah satu-satunya agama yang kitab sucinya
mengoreksi langsung kesalahan dua agama itu. Ibarat seorang adik, ia berani
membongkar kejahatan kedua kakaknya. Oleh sebab itu, kedengkian mereka tidak
akan padam dan masih eksis dalam kajian-kajian mereka. Contoh kedengkian
intelektual ini seperti klaim bahwa Al-Quran banyak dipengaruhi kosa kata
Ibrani, seperti diungkapkan Adnin Armas dalam bukunya Metodologi Bibel dalam
Studi Al-Quran. Klaim ini dicetuskan oleh Abraham Geiger (1810-1874), seorang
rabi dan pendiri Yahudi Liberal di Jerman dalam karyanya, Apa yang telah
Muhammad pinjam dari Yahudi?
Jauh sebelumnya, Imam Syafi’i telah
menolak tudingan semisal itu dan menguatkan bahwa Al-Quran diturunkan dalam
bahasa Arab. Sebab semua lafadz dalam Al-Quran mustahil tidak dipahami oleh
semua orang Arab, meskipun sebagian lafadz itu ada yang tidak dimengerti oleh
sebagian orang Arab. Hal ini mengingat luasnya samudera bahasa Arab, bukan
karena kata itu tidak berasal dari bahasa Arab. Karena kata-kata yang
dituduhkan asing itu telah menjadi bahasa Arab, dikenal dan telah digunakan oleh
masyarakat Arab sebelum turunnya Al-Quran.
Anehnya, virus Geiger kini berkembang
subur di sebagian umat. Pengacauan studi Islam dan maraknya franchise-franchise
hermeneutika untuk menafsirkan Al-Quran di sebagian institusi pendidikan tinggi
Islam sangat potensial melemahkan akidah dan ukhuwah. Fenomena ini perlu
dipertimbangkan para tokoh umat di samping fatwa tentang pemboikotan produk
Israel dan Amerika
Langganan:
Postingan (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar