Tanggalan
!-end>!-local>
Blog Archive
My Blog List
Diberdayakan oleh Blogger.
Ads 468x60px
Popular Posts
Social Icons
Followers
Featured Posts
Rabu, 24 Oktober 2012
Sejarah turunnya Al-Qur`an
Ketika memasuki malam yang ke 17 di bulan Ramadhan sebagian kaum muslimin dan masjid-masjid mulai diadakan peringatan turunnya al-Quran pertama kali yang disebut malam peringatan Nuzulul Quran. Hal ini juga ‘terkesan’ dikuatkan dengan catatan kaki dalam “al-Quran dan Terjemahnya” surat adh-Dhukhan ayat 3.
إِنَّآ أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُّبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِين
Sesungguhnya kami
menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi[1369] dan Sesungguhnya Kami-lah
yang memberi peringatan.
[1369]
malam yang diberkahi ialah malam Al Quran pertama kali diturunkan. di Indonesia umumnya dianggap jatuh pada
tanggal 17 Ramadhan.
Keyakinan
ini bertentangan dengan firman Allah subhanahu wa ta’alaa dalam surat
al-Qadr ayat pertama:
إِ نَّآ أَنْزَلْنَهُ فِى لَيْلَةِ الْقَدْرِ
“Sesungguhnya kami Telah
menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan[1593].”
[1593]
Malam kemuliaan dikenal dalam bahasa Indonesia dengan malam Lailatul Qadr
yaitu suatu malam yang penuh kemuliaan, kebesaran, Karena pada malam itu
permulaan Turunnya Al Quran.
Ayat
diatas dengan jelas bahwa al-Quran diturunkan pada malam kemulian (Lailatul
Qadar) dan juga Terlihat jelas bahwa catatan kaki untuk ayat di atas dalam “al-Quran dan Terjemahnya” juga
menjelaskan bahwa malam permulaan turunnya al-Quran adalah pada malam tersebut.
Sekarang yang menjadi pertanyaan, kapan terjadinya malam Lailatul Qadar, malam
dimana al-Quran itu turun ? apakah benar pada 17 Ramadhan seperti yang selama
ini oleh sebagian kaum muslimin Indonesia mempertingatinya ?
Nabi
shallahu’alaihi wa sallam pernah mengabarkan kepada kita tentang kapan
akan datangnya malam Lailatul Qadar. Beliau pernah bersabda:
“Carilah
malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan” (Hadits Riwayat Bukhari 4/225 dan Muslim
1169)
Beliau
shallahu’alaihi wa sallam juga bersabda:
“Berusahalah
untuk mencarinya pada sepuluh hari terakhir, apabila kalian lemah atau kurang
fit, maka jangan sampai engkau lengah pada tujuh hari terakhir” (Riwayat Bukhori dan Muslim)
Dengan
demikian telah jelas bahwa lailatul qadar terjadi pada sepuluh malam terakhir
bulan Ramadhan yaitu pada malam-malam ganjilnya 21, 23, 25, 27 atau 29. Maka
gugurlah keyakinan sebagian kaum muslimin yang menyatakan bahwa turunya
al-Quran pertama kali pada tanggal 17 Ramadhan.
Jika ada yang berargumen,
“Tanggal 17
Ramadhan yang dimaksud adalah turunnya al-Quran ayat pertama ke dunia kepada
Nabi shallallahu’alaihi wa sallam yaitu surat al-‘Alaq ayat 1-5,
sedangkan Lailatul qadar pada surat al-Qadar adalah turunnya al-Quran
seluruhnya dari lauhul mahfudz ke Baitul Izzah di langit dunia !!?”.
Maka jawabnya: Benar, bahwa turunnya al-Quran yaitu pada
Lailatul qadar seperti yang tertuang dalam surat al-Qadar adalah turunnya
al-Quran dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah di langit dunia, dan setelah itu
al-Quran diturunkan secara bertahap selama 23 tahun. Seperti perkataan Ibnu
Abbas radliyallahu’anhu dan yang lainnya ketika menafsirkan QS. Ad-Dukhon ayat
3:
“Allah menurunkan al-Quran sekaligus daru Lauh
Mahfudz ke baitul izzah (rumah kemuliaan) di langit dunia kemudian Allah
menurunkannya secara berangsur-angsur sesuai dengan berbagai peristiwa selama
23 tahun kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam.” (Tafsir Ibnu Katsir 8/441)
Tetapi apakah ini menjadikan bahwa benar nya
pendapat bahwa turunnya ayat pertama (QS. Al-‘Alaq: 1-5) kepada Nabi shallallahu’alaihi
wa sallam adalah 17 Ramadhan ? mari kita simak pembahasan dibawah ini.
Pendapat bagus syaikh
Shafiyyurrahman al-Mubarokfury di Kitab Sirohnya tentang kapan awal permulaan
wahyu
Dalam kitab siroh beliau, beliau menjelaskan bahwa
memang ada perbedaan pendapat diantara pakar sejarah tentang kapan awal mula
turunnya wahyu, yaitu turunnya surat Al-Alaq: 1-5. Beliau menguatkan pendapat
yang menyatakan pada tanggal 21. Beliau mengatakan:
“Kami menguatkan pendapat yang menyatakan pada
tanggal 21, sekalipun kami tidak melihat orang yang menguatkan pendapat ini.
Sebab semua pakar biografi atau setidak-tidaknya mayoritas di antara mereka
sepakat bahwa beliau diangkat menjadi Rasul pada ahari senin, hal ini diperkuat
oleh riwayat para imam hadits, dari Abu Qotadah radliyallahu’anhu, bahwa
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pernah ditanya tentang puasa
hari senin. Maka beliau menjawab,
“Pada
hari inilah aku dilahirkan dan pada hari ini pula turun wahyu (yang pertama)
kepadaku.”
Dalam
lafdz lain disebutkan, “Itulah hari aku dilahirkan dan pada hari itu pula aku
diutus sebagai rasul atau turun wahyu kepadaku”
Lihat shahih Muslim 1/368; Ahmad 5/299, Al-Baihaqi
4/286-300, Al-Hakim 2/602.
Hari
senin dari bulan Ramadhan pada tahun itu adalah jatuh pada tanggal 7, 14, 21,
dan 28. Beberapa riwayat yang shahih telah menunjukkan bahwa Lailatul Qodar
tidak jatuh kecuali pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir di bulan
Ramadhan. Jadi jika kami membandingkan antara firman Allah, “Sesungguhnya Kami
menurunkannya (Al-Quran) pada Lailatul Qodar”, dengan riwayat Abu Qotadah,
bahwa diutusnya beliau sebagai rasul jatuh pada hari senin, serta berdasarkan
penelitian ilmiah tentang jatuhnya hari senin dari bulan Ramadhan pada tahun
itu, maka jelaslah bagi kami bahwa diutusnya beliau sebagai rasul jatuh pada
malam tanggal 21 dari Bulan Ramadhan.
(Lihat Kitab Siroh Nabawiyyah oleh Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarokfury Bab Di
Bawah Naungan Nubuwah, hal. 58 pustaka al-Kautsar)
Maka
jelaslah bahwa pendapat kapan al-Quran turun, baik al-Quran turun dari Baitul
Izzah ke langit dunia atau dari langit dunia ke Rasulullah keduanya
saling melengkapi, dan bukan terjadi di 17 Ramadhan. Wallahu’alam.
Yang bisa dipetik dari pembahasan di atas
Al-Quran diturunkan pada malam lailatul qadar bukan
pada malam yang dikenal dengan malam ‘Nuzulul Quran’ yang bertepatan pada
tanggal 17 Ramadhan.
Lebih khusus lagi bahwa turunnya wahyu kepada
Rasulullah shalallallahu’alaihi wa sallam yang pertama adalah 21
Ramadhan, seperti pendapat syaikh Shafiyyurahman.
Peringatan Nuzulul Quran 17 Ramadhan dengan dzikir
tertentu dan bentuk pengajian khusus adalah bentuk peringatan yang tidak pernah
ada landasannya dari al-Quran dan Hadist Rasulullah shallahu’alaihi wa
sallam, sehingga termasuk dalam perkara bid’ah.
Lailatul qadar terjadi pada sepuluh malam terakhir
yang ganjil dibulan Ramadhan.
Peringatan lailatul qadar pada malam 27 Ramadhan
(atau malam ganjil lainnya) dengan suatu pengajian khusus juga merupakan bid’ah
karena Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam tidak pernah memperingatinya
melainkan beliau shallahu’alahi wa sallam menghidupkan malam tersebut dengan
qiyamul lail dan memperbanyak doa.
Himbauan kepada para penanggung jawab “al-Quran dan
Terjemahnya” agar meluruskan catatan kaki atau takwil-takwil dari ayat suci
al-Quran yang hanya merupakan anggapan-anggapan yang tidak berdalil atau bahkan
tafsiran/takwil yang bathil.
*Referensi
Ustadz Aunur Rofiq. Nuzulul Quran pada bulan
Romadhon. Majalah al-Furqon Edisi 84, th ke-8 1429/ 2008
Abu Musa al-Atsari. Lailatul Qadar Malam Kemulian.
Majalah adz-Dzakiroh Edisi 43, Edisi Khusus Ramadhan-Syawal, Vol 8, No.1 1429 H
Al-Quran dan Terjemahnya
Siroh Nabawiyah, oleh Syaikh Shafiyyurahman
al-Mubarokfury
Sumber web :
http://maramissetiawan.wordpress.com/2008/09/13/al-quran-turun-pada-malam-lailatul-qadr-bukan-malam-%E2%80%98nuzulul-quran%E2%80%99-17-ramadhan/
Langganan:
Postingan (Atom)